Keselamatan yang kita terima dari Tuhan, kita terima dengan iman. Setiap orang diselamatkan ketika dia mengaku dengan mulutnya bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hatinya bahwa Yesus sudah dibangkitkan Bapa dari antara orang mati.
Dalam hal ini ada dua aspek yang sangat penting dari keselamatan yaitu hati dan mulut, percaya dan mengaku. “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan” (Rom 10:10).
Kita dibenarkan karena percaya dengan hati kita, dan kita diselamatkan karena kita mengaku dengan mulut kita.
Arti Keselamatan
Diselamatkan dalam dlam bahasa aslinya (Yunani) Soteria memiliki arti dilepaskan, dibebaskan, diberkati, disembuhkan, diberi damai sejahtera.
Jadi kita mendapatkan kunci untuk menerima keselamatan dan semua berkat Tuhan lainnya yaitu melalui pengakuan kita. Kita disembuhkan karena pengakuan kita, kita mendapatkan jawaban atas doa-doa kita karena pengakuan kita, kita berhasil karena pengakuan kita, kita masuk surga karena pengakuan kita. Kita hidup di dunia ini juga karena pengakuan iman kita.
Bahkan segala sesuatu dalam hidup kita harus didasarkan pada pengakuan iman kita karena “segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa” (Roma 14:23).
Perkataan Iman
Iman yang kita miliki dan dihormati di hadapan Tuhan adalah iman yang memiliki roh yaitu percaya dan mengaku, percaya dan berkata-kata. Paulus berkata dalam 2Korintus 4:13 “Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata", maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.”
Iman yang diucapkan dan diakui di hadapan Tuhan akan membuat iman itu berlipat ganda dalam diri kita, karena Alkitab berkata: “iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” (Roma 10:17). Saat kita mengakui dengan mulut kita tentang apa yang kita percayai di dalam hati kita, iman kita itu semakin bertumbuh dan semakin bertambah-tambah.
Ketika dua belas murid minta agar iman mereka ditambahkan, Tuhan Yesus menjawab bahwa iman yang sebesar biji sesawi saja jika diucapkan akan mendatangkan mujizat.
Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman kami!"
Jawab Tuhan: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu" (Lukas 17:5-8).
Kita sering kali terpaku kepada ukuran besarnya iman yang dinyatakan di dalam ayat ini tetapi melupakan esensi paling mendasar yang disampaikan oleh Tuhan Yesus bahwa iman itu menjadi efektif jika diucapkan, iman itu bekerja jika iman itu diakui, iman ituberguna bagi diri kita jika diproklamasikan.
Sebesar Biji Sesawi
Apa maksud dari iman sebesar biji sesawi? Iman sebesar biji sesawi berbicara tentang iman yang di dalamnya ada kehidupan. Dan iman yang hidup akan menjadi berguna bagi kita jika iman itu diucapkan.
Kita dapat memiliki iman yang benar, kita dapat memiliki iman yang sebesar biji sesawi atau sebesar gunung, tetapi jika iman itu tidak dikatakan tidak akan bermanfaat bagi kita.
Iman kita hanya akan berhasil jika kita percaya sungguh-sungguh di dalam hati kita dan mengakui iman kita itu dengan mulut kita.
Goliat ditaklukkan
Ketika Daud datang ke medan perang di perkemahan orang-orang Israel yang sedang berhadapan dengan orang-orang Filistin dan mendengar tantangan dari Goliat, imannya bergejolak di dalam hatinya. Dia tidak menyimpan imannya di dalam hatinya untuk dirinya sendiri, tapi Daud mulai mengatakan apa yang dipercayainya sehingga kakak Daud yang juga ada di perkemahan tentara Israel mulai gerah dengan Daud dan marah. Tetapi Daud berkata bahwa ada alasan mengapa dia bertanya. 1Samuel 17:29 Tetapi jawab Daud: "Apa yang telah kuperbuat sekarang? Bukankah ada sebuah alasan?” – KJV (And David said, What have I now done? [Is there] not a cause?.)
Daud berkata bahwa ada sebuah alasan mengapa dia memperkatakan imannya. Apa alasan Daud? Alasan Daud adalah mengenyahkan Goliat.
Daud memiliki iman sebesar biji sesawi dan Daud menghendaki agar gunung Goliat yang ada di hadapannya terbantun dan tertanam di dalam laut. Tapi gunung ini tidak akan taat begitu saja, dia harus mendengar perintah, dia harus mendengar perkataan yang penuh iman dari Daud. Goliath tidak akan takluk jika Daud hanya diam saja.
Apakah Anda memiliki sebuah alasan untuk memperkatakan iman Anda? Sekalipun Daud berkata bahwa ada sebuah alasan, namun kalau kita mendalami lebih jauh, paling tidak ada tiga alasan yang mendorong Daud untuk memproklamirkan imannya (1Samuel 17:23-26).
1. Daud ogah mendengar cemooh
Daud tidak ingin mendengar cemooh atau gossip. Banyak orang suka mendengar gossip dan menikmatinya, tetapi Daud tidak. Dia tidak dapat menutup telinganya terhadap gossip karena itu Daud harus melenyapkan sumber dari gossip itu dan mengenyahkan cemoohan yang dilontarkan musuh kepada umat Tuhan. Itulah sebabnya mengapa hatinya mulai panas dan amarah memenuhi hatinya.
2. Daud ingin mendapatkan hadiah
Di balik setiap permasalahan ada hadiah dan upah yang menanti. Setiap ujian yang kita lewati membawa kita kepada wawasan yang lebih besar akan luas akan kasih Tuhan dan kebaikan Tuhan. Orang-orang lain lari dari masalah, Daud justru menghadapi masalah dengan memproklamasikan imannya kepada masalah itu.
3. Daud ingin masalah yang dihadapi Israel selesai “hari ini”
Saul dan orang-orang Israel mungkin saja mempunyai iman yang sama seperti yang iman dimiliki Daud namun masalahnya tetap tidak terselesaikan karena gunung hanya akan terbantun jika iman yang sebesar biji sesawi itu diucapkan. Empat puluh hari berhadapan dengan Goliat bukanlah waktu yang singkat. Harus ada seseorang yang tampil untuk memproklamirkan imannya agar Goliat dikalahkan “hari ini”.
Daud memiliki iman bahwa masalah Israel selesai pada hari ini juga (1Samuel 17:46).
Pdt Agus Marada
Monday, June 23, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment